Senin, 04 Oktober 2010

tiranai hill hotel

Jln.Merdeka palembang
Tlp.+62 711 364 768 fax.+62 711 364 769
www.tiraniholiday.com
PT.Tirani holiday.Tbk
Feels your private home














Rate :
Palembang hotels member

Hotels project development




Palembang`s a city of stunning contrast from the big city excitement and bustle that last into the wee hours, with thousands of shops,side streets and exotic food. As the capital city of soulth sumatera,one in the Indonesia fasting growing economies,palembang has something to offer every visitor. Tirani hill hotel is conveniently located in the holiday park and business districk surrounded by a myrad of offices,entertainment,citywalk,green park,museum,musi river,government zoone and commercial complexes. Tirani hill hotel palembang only 25 minutes from international sultan mahmud badarudin 2 airport palembang.



Looby launge
The 188 guest rooms and suite,feauturing double or king size beds in a tastefully, contemporary décor, are equipped wih bedside,controlled air conditioning,radio,satellite television,in house movie chanel,IDD,personal safe,mini bar,and coffe and tea making facilities. Our fully equipped business centre is open 24 hours,offery hitech equipment and prefesional staff. Samal office space and boardroom are also available. Complymentary onsite fitness facilities,baby sitting,please allow at least 24 hours notice.concierge service,luggage handling and storange. Free of change,valet parking,providing information on local attraction,restaurant,entertainment,cinemas,and general information on schedule of transportation (fligh or train schedule).

ROOM FACILITIES
• Air conditioning
• Cable / satellite TV
• High speed internet broadband
• Modem / data port connection
• Hairdryer
• In-room safe
• Mini bar
• Private bathroom / ensuite
• Telephone
• Television
ROOMS






superior
• Size 32 m2
• Location 3rd floor
• With 24 superior rooms
• SPECIAL RATE Rp. 550.000,- nett
• Buffet Breakfast for 2(two) persons
• Direct DialTelephone
• Personal Mini Bar
• Tea & Coffee Maker
• AM-FM Radio
• Digital Clock
• Shower
• Free Internet Acces 3 Mbps
• Mineral Water
• Twin & King Size Beds
• Iron & Ironing Board
• Safe Deposit Box









Deluxe
• Size 32 m2
• Location 5 ~ 10th floor
• With 140 deluxe rooms
• SPECIAL RATE Rp. 750.000,- nett
• Buffet Breakfast for 2(two) persons
• LCD TV 31 channels
• Direct DialTelephone
• Personal Mini Bar
• Tea & Coffee Maker
• AM-FM Radio
• Digital Clock
• Shower & Bathub
• Free Internet Acces 3 Mbps
• Mineral Water
• Twin & King Size Beds
• Iron & Ironing Board
• Safe Deposit Box







Tirani suite



• Size 24 - 32 m2
• Location 11th Floor
• This hotel with 10 tirani suite rooms
• SPECIAL RATE Rp. 1.225.000,- nett
• Buffet Breakfast for 2(two) persons
• TV Cable 31 channels
• Direct Dial Telephone
• Personal Mini Bar
• Tea & Coffee Maker
• AM-FM Radio
• Digital Clock
• Shower & Bathub
• Free Internet Acces 3 Mbps
• Mineral Water
• King Size Beds
• Iron & Ironing Board
• Safe Deposit Box





Honeymoon suite
• Size 32 m2
• Location 11th floor
• This hotel With 9 honeymoon suite rooms
• separate living room
• kitchennete
• SPECIAL RATE Rp. 2.900.000,- nett
• Buffet Breakfast for 2(two) persons
• LCD TV 31 channels
• Direct Dial Telephone
• Personal Mini Bar
• Tea & Coffee Maker
• AM-FM Radio
• Digital Clock
• Shower & Bathub
• Free Internet Acces 3 Mbps
• Mineral Water
• King Size Beds
• Iron & IroningBoard
• Safe Deposit Box





Presidential Suite
• Size 70 m2
• Location 11th floor (Street View)
• Only one room
• separate living room
• private CCTV
• free laundry
• kitchennete
• SPECIAL RATE Rp. 4.599.000,- nett
• Buffet Breakfast for 4(four) persons
• LCD TV 31 channels
• Direct Dial Telephone
• Personal Mini Bar
• Tea & Coffee Maker
• AM-FM Radio
• Digital Clock
• Shower & Bathub
• Free Internet Acces 3 Mbps
• Mineral Water
• 2 bedrooms ( 1 Twin Size Beds & 1 King Size Beds )
• Iron & Ironing Board
• Safe Deposit Box

Hotel Facilities and Services
Balancing work and play


I Hotel specializes in providing corporate venues for business travelers in town for meetings, conferences, or seminars. Two (2) meeting rooms equipped with the necessary facilities, as well as a ballroom with a capacity of 1,000 persons, are readily available for business guests to utilize.

This charming new hotel also understands the need for relaxation after a busy day at work. That is why I Hotel Batam has provided a wide array of leisure and entertainment choices for guests to choose from. Taking a dip at the swimming pool, savoring the delicious food at the hotel’s two restaurants, or singing a tune or two at the karaoke lounge can be welcome distractions for business guests.

We are proud to ensure you of your safety when staying at I Hotel, as we have installed state-of-the-art safety features, like smoke detectors, sprinklers and hydrants that are in compliance with international standards. You will also be able to use the lifts in case of emergencies, as all our lifts’ cables are fire-retardant.
All of our Passenger Lifts and Service Lift are all fitted with fire retardant cables, which enable them to work during emergencies. Our centralized fire system and CCTV, meanwhile, will ensure that you have a comfortable stay with us.
Additional Facilities
• Spa

• Gym

• Sports bar

• Coffee house (open 24 hours)

• Two lounges and bar

• Wireless hotspots in the lobby and all F& B outlets
• The gebo restaurant

• BASILHA Ballroom and meeting room

• A landscape restaurant

• Master studio 66

• Junior studio 66

• Play ground and baby sitting

• 24 hours room service

• Swimming pool

• City landscape,music,movie,and entertainment

• Karaoke vizza

• Meeting room

• Lizzo café

• Concierge
• 24-hour security
• Complimentary parking
• Billiard room

• Ample parking space (150 parking slots)
• Tour desk: concierge service
• Airline desk
• Secretarial service
• Bisuness service

• Wake up call
• Gift shop
• Laundry and dry cleaning
• Golden chinese reto

• newsstand
• Monthly “Thank You” party for long-staying guests






Map of Tirani HILL hotel



Jln.Merdeka palembang
Tlp.+62 711 364 768 fax.+62 711 364 769
www.tiraniholiday.com
PT.TIRANI HOLIDAY.Tbk

Rabu, 22 September 2010

yang bercerita


TAHUN LALU,TAHUN BARU
(Wiranata Prahara Ilahi)

Lama sudah aku disini
Merangkai bunga yang sudah merekah
Meneliti betapa tergesa-gesanya manusia
Bermalas-malasan di gazebo perumahan

Lalu lalang hidup bagai ilusi
Semua khayalan terbayang ditahun lalu
Kejadian bodoh yang selalu diingat
Dan kejadian baik yang tidaknampak sempurna

Semua orang tahu tentang kekaisaran
Tahun lalu yang penuh penderitaan
Bencana karena takdir bahkan
Bencana disengaja,terlihat semu dalam gambar angan-angan

Kisah kotoran ibukota
Yang berebutkebimbangan
Mengorbankan raga demi cita warna nafsu

Tahun lalu penyair berkata
Tuan tenggelam,Tuhan bicara”
Para penyanyi berdering
Derita cinta tiada akhirnya”
Sedangkan para yatim piatu berpikir
Semua orang dewasa sedang tertidur lelap”

Akankah tahun ini akan terulang?,kita lihat saja nanti
Berapa kelahiran persekonnya?
Berapa kematian permenitnya?
Berapa pernikahan perjamnya?
Dan berapa bencana perharinya?

Tahun baru yang baik dinanti
Tetapi tetap
Akal manusia sudah layu diisi karya ilmiah yang kaku”








HIDUP
(Wiranata Prahara Ilahi)

Perahu yang membawaku mengapung
Melihat berbagai keangkuhan
Merasakan betapa lezatnya serpaan angin

Perahu dijangkar tarik-menarik
Cengkraman gelombang
Menghepas kayu dan terlepas

Aku disini masih duduk tanpa bertindak
Kubiarkan ragaku hanyut dibawa air
Kurasakan,kunikmati,dan Tidak!!
Sungai menarik perahuku kencang
Ditemani sebotol minuman aku semakin gentar

Aku sendiri merasa tak kuat lagi
Ketika ombak besar berteriak
Dan langit yang setia seakan runtuh diatas atap perahuku
Semakin kuat goncangannya
Semakin kuat pula perahu ku pegang

Langit seakan menyadarkanku
Ketika aku sedang berjangkar
Kuhianati serpaan yang ada
Kukecohkan eceng gondok yang sebenarnya berpuisi
Kini ketika perahuku kalang kabut
Aku bagai termakan asa

Sekarang ombak telah berlalu
Jangkar kembali bersahabat
Terbangunku dari tidur
Namun sayang aku sudah padam.












KORBAN SOSIALISASI
(Wiranata Prahara Ilahi)

Mataku kini tak mampu lagi berbohong
Aku melihat kejadian yang jauh
Dari kaca lensa mataku
Tubuhku tersa kaku
Ketika penyakit ini menggerogotiku

Lama bahkan lebih lama
Dari umurku kini
Aku sudah merasakan kegaduhan yang bercanda-tawa
Dan seakan mengejek

Kapuk seakan tak mampuku helai
Bahkan bau sengatnyapun tak tercium
Aku sudah lama mencari,namun belum ketemu
Entah dimana mereka berada hanya telinga yang berfungsi

Mulut ini gentar untuk bicara
Tentang dunia yang tidak berdaya
Semua bisu,tak seorangpun bicara
Ini pilihan korban sosialisai didunia
Bahkan semua sudah menjadi gila.






















TARIAN INDONESIA
(Wiranata Prahara Ilahi)

Lihat, tak akan jenuh tuan memandang
karena eloknya kan selalu terkenang
Tak akan berpaling
Karena takut terkena taring
Duduklah manis tuan
Tak usah engkau gelisah
Yang mulia pastikan betah

Silakan tuan dan nona rasakan setiap pesona
Silakan tuan perhatikan setiap pola
Silakan tuan dengarkan semua nada

Suguhan resmi untuk tuan dan nona
Sebagai tanda padi akan berbuah
Kami melalang buana
Hilir mudik ditengah alam

Alam kami sebesar hati tuan
Akan kami pamerkan
Dan akan kami pertunjukan
Agar semua suka dan hendak bertandang

Kamikan menari
Melenggak-lenggok dan mencetak pelangi
Kamikan menari
Menantang simponi
Kamikan menari
Membentuk harmonisasi
Dari akar tradisi
Dan tuan pasti iri.













GEDUNG JADI TANAMAN
(Wiranata Prahara Ilahi)

Empat puluh persen bumi dikuasai oleh manusia
Dua puluh persen dikuasai oleh hewan
Sepuluh persen dikuasai oleh tuumbuhan hijau
Dan selebihnya dikuasai oleh gedung-gedung bertingkat

Bila kulihat dengan teropong,tampak bambu-bambu menguning
Pohon-pohon digusur oleh tikus-tikus
Sungai-sungai putus cinta kasih
Hutan-hutan ditanami dengan gedung-gedung milik manusia
Negeri ripah loh jinawi
kini meratap sesali nasib

Laut,sungi,danau,dan gunung
Menghentakkan kaki, membelai asa
Tumbuhan air mata,sucikan badan
Namun hancurkan raja yang berkuasa

Manusia makin aktif tanpa berpikir alam
Mereka selalu sibuk dengan pesonanya
Kerabatnya yang miskin,makin miskin saja
Yang kaya tetap, menanam
Yang berkuasa tetap, menimbun
Dan tetap berdalih,
Hingga gedung jadi tanaman.



















YANG BERCERITA
(Wiranata Prahara Ilahi)

Tuhan,hari ini kami kehilangan harta
Besok kami kehilangan palawija dann mahoni
Lusa kami kehilangan bensin murni
Lalu kami ditilang dengan harga mati

Tuhan,hari ini kami menulis
Besok kami mengemis didepan pabrik jerami
Lusa kami jual tubuh ini
Lalu kami diperkosa rohani
Akhirnya kami sayup diranjang dan belajar aborsi

Tuhan apa kami berdusta?
Apa kami diibohongi?
Apa kami dihianati?
Atau kami sesak dikota?

Kami yang bercerita hari ini baru bersajak dini
Dan kami yang mengadu esok harri betul-betul termakan reformasi kapitalis

Tuhan kami ini tiada daya lagi
Kami harus kemana lagi?
Kami pantas hidup dimana lagi?

Detak jantung tak tenang hari ini
Tapi bukan kami akan mati
Kami akan hidup seratus tahun lagi

Yang bercerita hari ini
Minggu esok akan bergegas leat puisi
Dan bulan depan kami akan digusur komunis
Tuhan,setelah ini kami akan pulang pergi.












KEPADA KARTINI
(Wiranata Prahara Ilahi)

Engkau,wahai ibuku Kartini
Hingga kesudut usia, aku mencari
Sungguh engkau bunda terkasih
Walau mata belum melirik, tetap hati selalu risih
Karena tak ada engkau disisi

Lama sudah engkau berjaya
Tapi dihati masih ada
Lama sudah engkau pergi
Tapi jasa teringat dihati
Kangen,ingin jumpa
Tak ingin kau jauh dari mata
Dimana?, entah sampai kapan?
Aku sendiri, menatap masa depan

Wahai bunda Kartini
Walau kau tak ada disisi
Jasa dan usaha masih teringat dan tak ingin pergi
Doa dan ratapanmu masih terdengar nyaring dipelosok negeri
Air mata pengharapan, bundaku Kartini

Suci sudah lengan bajumu
Jaya sudah mimpi agungmu
Mulia sudah paru-paru
Akhirnya penghormatan untukmu

Kepada Kartini
Ibu yang lahir dini
Kepada Kartini
Yang pantang menyerah dan pantang iri
Kukirimkan bunga ketaman bakti
Dihari baan pertiwi
Sebagai tanda cinta kepada Kartini.

Senin, 23 Agustus 2010

MAHKOTA YANG TERSIKSA
Oleh : Wiranata Prahara Ilahi

“Aku cahaya belau, ulasan air dan sirir, tutupan kepala seruling suci yang berkibar di kala angin datang, yang bersalaman di kala tangan merayu,” syair ini syair kebangsaan aku rambut-rambut yang cantik dan mempesona. Rambut, iya itulah aku!. Akulah yang jadi sukma atas nyawa-nyawa benang, tanpa aku orang-orang kepanasan oleh terik, tanpa aku mukamu kan layu. Aku biasa hidup terurai atau dibuat layaknya blankon jawa khas Indonesia. Aku mahkota anggun yang membalut kepala manusia, mahkota yang membuat yang dimiliki setiap orang, bukan hanya ratu keraton yang memilikiku. Aku hidup diatas banyak orang, aku bernafas diubun-ubun kepalamu. Bangsaku lebih banyak dari bangsamu, bahkan bangsaku bisa kendalikan kamu kapanpun aku mau. Makhluk apa yang dapat menandingi kehebatanku, termasuk kau yang mencoba menggali dalam informasi tentangku. Aku tak pernah terkalahkan!. Aku bukan hanya percantik diri seseorang tapi aku juga pelindung seseorang, mungkin orang itu akan lemah bila tidak ada aku, aku pahlawan yang paling berjasa, aku makhluk yang paling setia menemani kamu hingga cacing tanah menggerogoti tubuhmu.
Tahukah kamu, dari semua kepala manusia yang berasal dari seluruh negara, hanya kepalamu orang Indonesia, yang aku suka. Menurutku kepala orang Indonesia nyaman untuk ditempati karena hampir setiap hari aku meraskan aroma wewangian bunga yang merekah. Disini aku dimanjakan dengan kelembutan tangan orang Indonesia dan disanggul secara tradisional, itu membuat aku damai. Aku disini diperlakukan secara alami, tanpa alat-alat yang dapat merusak kecantikanku. Tidak seperti daerah lain yang menerapkan trend tidak sesuai untuk sehelai rambut. Aku betul-betul cinta tempat ini, tempat diimana aku berdiri.
Tetapi itu tidak berlangsung lama, orang Indonesia yang dulu aku suka karena kesederhanaan dan kealamiannya, berubah seiring derasnya serpaan zaman. Orang Indonesia kini seakan berlomba-lomba untuk merubah trend tradisionalnya menjadi trend yang lebih modern. Begitu juga dengan trend rambut, ternyata orang Indonesia tidak ingin kalah dengan dengan negara lain, mereka berangsur-angsur meninggalkan sanggul alaminya. Padahal, sungguh aku cinta kamu orang Indonesia.
Tak disangka kamu. Kamu berhianat kepadaku dan membuat aku menghilangkan rasa percayaku padamu.Cinta yang kuharapkan mampu membuat kamu setia dan menerima aku apa adanya ternyata berubah menjadi hal yang merugikan bagiku,kau selingkuh dan pergi melupakan jasaku kepadamu. Aku!,ah....aku ini makhluk yang tak berdaya ketika kelembutan tanganmu menyentuh perasaanku.Aku terlena membuatku tak berdaya.
Rambut, iya itulah aku!. Akulah yang menjadi saksi kala hitamku memudar, akulah yang jadi sukma atas nyawa-nyawa benang, tanpa aku orang-orang kepanasan oleh terik, tanpa aku mukamu kan layu. Mengapa sekarang kau begini?.Kau seperti hilang kendali,seperti kerasukan iblis. Kau menyiksa tubuh halusku dengan alat yang kau ciptakan khusus buatku. Kamu berikan aku senyuman manja lalu, seenaknya saja kau meninggalkan aku.
Terkadang aku merenung sendiri di peristirahatanku, di bantal gulingmu. Apa yang akan berlangsung dikemudian hari?. Apa aku layak menjadi pengikut setiamu?. Jujur terkadang hatiku kasihan melihat kamu sendiri tanpa aku disampingmu. Tapi harus kuakui kalau kamu sering tidak memperdulikan aku sebagai kekasihmu yang setia. Bahkan sering aku berpikir kalau kamu itu tidak cinta aku, kelakuanmu yang selalu membuat aku mudah menyerah semakin menyiratkan kalau kamu bukan cinta sejatiku.
Pahamkah engkau jika aku ini permadanimu yang melebihi emas dan berlian?. Manusia tak banyak yang aku ingin darimu hanya perhatian,kepedulian,dan kasih sayangmu,itu saja!. Apakah itu sulit bagimu yang mampu mempertahankan hubungan rumah tanggamu bersama keluargamu.
Manusia, aku tahu betul sikapmu, Aku tahu apa yang kalian pikirkan, aku juga tak menyangkal kalau kalian punya nafsu yang ingin selalu terwujudkan.Bahkan aku lebih tahu ketimbang indukmu,“Model tahunan!”,iya bukan?. Dulu aku tidak mengenal istilah ini tapi, sekarang aku paham karena kini telah menjadi tragedi menyedihkan di dunia, yang mana bangsaku harus harap-harap cemas dan berdoa kepada Tuhan. Inilah hari raya umat rambut dan hari penjagalan dingin terhadap bangsaku, kami yang dulu sehat jasmani dan rohani pada saat itu hancur berjatuhan bahkan hancur tersiksa, dibuang sia-sia.
Hari kematian yang mewabah di seluruh antero dunia membuat jeritan dan tangisan yang luar biasa jutaan bahkan miliaran nyawa si cantik hilang.Hari itu bersejarah bagi umatku, hari pengaduan dari doa rambut-rambut yang merasa dikhianati.
Dunia bergerak cepat,membuat langkah manusia semakin cepat.kabar usang yang kau terima terkadang langsung memberi gairah kepadamu untuk mengubah pesona rambutmu menjadi lebih trendy. Mungkin kau pikir aku akan terlihat lebih bagus dari sebelumnya?.
Dampak kemajuan zaman, membuat orang Indonesia yang sekarang menjadi manusia yang tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya. Hal ini juga memupuk kamu menjadi manusia yang kejam. Temanku sudah banyak yang merasakan kekejamanmu, mereka sakit bahkan mati sia-sia dihadapaanmu. Mungkin kamu tidak mempercayai itu , tetapi aku adalah saksinya.
Aku akan ceritakan semua buktinya supaya kamu percaya. Cerita ini, berkisah tentang pengabdian sehelai rambut terhadap majikannya yaitu umatmu “manusia”. Cerita ini adalah balada kehidupan sahabat-sahabatku yang harus meregang nyawa diatas kursi penjagalan pangkas rambut ternama. Hari penjagalan rambut dan trend warna dunia, Januari 2010.
Majikan sahabatku yaitu manusia duduk di sebuah kursi, yang dinamakan kursi rias, orang itu memegang tubuh sahabatku halus, mengurai-uraikannya dan menciumnya, membuat sahabatku semakin takut. Ketakutan makin menjadi-jadi, ketika ‘hairstylist’ memegang gunting dan menggesek-gesekkannya disayatan ban bekas, guna mempertajam gunting. Mendekat dan semakin mendekat, memegang sahabatku pelan layaknya pembunuh berdarah dingin. Perlahan hairstylist menyisir sahabatku dan kembali mengarahkan guntingnya kearah sahabatku. “AHH!!”, jerit temanku. Dia tidak kena, lolos !!. Dia tarik lagi guntingnya dan kembali kearah temanku, terpotong!! Walau sedikit, tapi sakit!.
Mereka kembali menyiksa temanku, kali ini sebuah alat penggosok siap menggosok tubuhnya hingga lurus tak ikal lagi. Benda itu dicolok ke listrik dan siap digunakan. Perlahan orang itu menggosok-gosokkan benda itu ke tubuh sahabatku pelan-pelan dan semakin panas. Dia digosok dari akar hingga bawah. Bekas luka belum terobati dia kembali disiksa, tapi dia bertahan walau air mata terus mengucur. Dalam hati dia berharap majikannya menghentikan eksploitasi rambut karena dia tak perlu direnovasi, temanku masih perawan, masih cantik.
Belum selesai penderitaannya. Kali ini tubuhnya akan diwarnai dengan pewarna rambut. Kuas dioleskan ketubuhnya semakin lama, semakin rata. Dia merasa kaku dan tubuhnya membeku, tidak lagi ada yang yang hitam sekarang dia yang merah. Buai-dibuai, tarik-ditarik. Tubuhnya dilipat-lipat dengan jepitan rambut, kesan lengket semakin terasa. dia yang normal berubah menjadi dia yang trendy. Apa yang mau dikata inilah zaman, tahun depan trend dengan warna hijau, dia cuma berharap tahun-tahun selanjutnya trend dengan warna hitam.
Setelah diwarnai, temanku kembali ketahap penyiksaan. dia di keramas dengan berbagai merk shampoo. Uraian rambut terurai dicelupkan ke wadah berisi air dibilas dan disikat dengan tangan, mungkin menurutnya ini siksaan termudah karena tidak membuat dia sakit berlebih. Dinikamatinya dan rasanya tenang, semakin tenang dan tenang, dia tidak sadar dia masuk ketahap penyerapan gizi-gizi zat pengawetan berbagai tekstur, ada yang lembut bahkan ada yang keras. Ketika diulaskan dia merasa lemas, temanku bagai tak bernyawa. Obat-obatan itu membuat bau badannya seperti bau hangus kebakaran, suhu tubuhnya panas. Namun sekarang bukan hanya hangus tetapi juga berair keringat karena dia sedang berada dialat pengeringan rambut. Kucuran keringat yang beruap semakin membanjiri tubuhnya, dia bagai dineraka lantai delapan belas, “panas!”. Beberapa jam kemudian, dia dikeluarkan dari alat pengering itu dan penyiksaan berakhir.
Sudah beberapa bulan dia tidak diberi vitamin, tubuhnya memutih, warnanya memudar ternyata roh-roh darah hitamnya mengalami gejala krisis, dia tidak berarti lagi, dia bukan rambut, bahkan dia ingin mengundurkan diri. Selain kadar hitamnya memudar, tubuhnya juga dipenuhi kutu. Kutu-kutu ini kecil nan cerdik ia menggerogoti kulit kepala majikan sahabatku hingga berkoreng, semakin hari semakin banyak. sahabatku sempat mengobrol dengan seekor kutu, ketika majikannya tertidur lelap. Sikutu berkata, “ Rambut mengapa engkau masih betah disini sedangkan banyak teman-temanmu yang melarikan diri atau bunuh diri”. temanku menjawab, “ aku tidak ingin mati sia-sia dan hanya menjadi bahan kerajinan sanggul, aku ingin hidup layak seperti rambut yang lain. Tuhan sudah menakdirkan semuanya, kalau matipun aku tetap terhormat”. Lalu kutu bertanya lagi, “ kamu tahan dengan semua derita ini ?”. temanku kembali menjawab, “ tahan, aku sudah ditakdirkan menjadi makhluk yang paling setia, aku mensyukuri itu”. Lalu temanku bertanya kepada si kutu “ kutu, kenapa kamu hobbi menggerogoti kepala manusia?”. Kutu menjawab, “ini makananku, lagipula manusia tidak pernah memelihara asetnya yaitu kamu mahkota nya, kamu selalu disiksa, kami diciptakan untuk membalas perlakuan manusia yang dzalim terhadap rambutnya.” Si kutu pun pergi. Temanku kembali menunggu ketidak pastian.
Karena melihat temanku yang tidak berwarna lagi atau sudah memutih, majikannya berniat mencabutku dari kepalanya, sekaligus mencabut nyawanya. Dia sedih, kesetiaannya selama ini dibalas dengan kematian. Mungkin ini ajalnya, rambut yang tidak berdaya ditengah himpitan trend warna dari zaman ke zaman. Tidak ada yang bisa dia lakukan lagi ketika pencabut rambut didekatkan kehadapannya, dia berusaha bersembunyi namun gagal!!. Dia tercabut dan perlahan-lahan jatuh ke tanah, dia menjerit “TIDAK!!”, tapi hanya nyawa tinggal setengah tiang.
Jeritannya tidak ada guna lagi karena dia sudah masuk ke kota sampah bau bangkai busuk.Didalam tong sampah hanya luka yang dia rasa tidak ada hal indah yang bisa dia sentuh,tidak ada teman yang baik untuk sehelai rambut. Diapun harus meregang nyawa dan pergi meninggalkan dunia.
Ketahuilah manusia, aku adalah sehelai rambut yang juga memiliki nyawa dan kau harus sadar bahwa kamu tidak bisa hidup sehat seperti sekarang bila tidak ada kami disampingmu. Aku hanya berharap, setelah kamu mendengar ceritaku tadi, kamu bisa menghargai aku sebagai kekasihmu dan bukan budakmu. Biarkan aku hidup dengan normal tanpa aturan trend zaman yang semakin maju. Aku juga rindu dengan kesederhanaan dan kealamian orang Indonesia.
Kembalikan keharmonisan hatimu untuk mencintai setulus hati karena itu menggambarkan Indonesia yang sesungguhnya. Kau juga harus tahu apapun yang pernah kalian lakukan terhadapku, aku tetap cinta kepadamu. Dan jika kau tetap lakukan perbuatanmu ini,tak sadar kau buat aku mati binasa.
karya:Wiranata prahara ilahi
Palembang,14 april 2010

wajah-wajah

WAJAH-WAJAH
Karya:Wiranata prahara ilahi

Wajah-wajah menataplah padaku.
Dengarkanlah aku
Perhatikan aku dan gerak-gerikku
Percayalah padaku

Banyak yang harus aku bicarakan
Walaupun selalu kau bungkam mulut
Dengan sajak-sajak lucu
Banyak yang harus aku adukan
Walaupun kau selalu mengelak
Dan berkata Tidak!
Bertahun-tahun
Kau anggap aku hanya bernyanyi
Kau anggap aku sedang menikmati lawakan mati
Apa aku pembohong atau penghakim?
Apa aku penipu atau pembenar?
Apa aku penodong atau penyelamat?
Dan apa aku ini penista ?
Sampai sebegitu takutnya ,kau acuhkan aku berbicara

Buka matamu,aku ini selalu benar
Saat rumah kita diinjak-injak, aku yang menjerit
Saat rumah kita dihantui teror berkepanjangan,aku pula yang mengadu
Saat harta kita dirampok ,aku yang pertama tertindas
Dan saat wajah kita diludahi,aku yang tersiksa batin
Apa masih kau tak percaya aku.apa masih?

Wajah-wajah mendekat kepadaku
Dulu jauh dari usia riwayatmu
aku sudah berharap kau pencerah,pengubah,dan pelopor
Aku selalu berdoa untuk roh-rohmu
Alangkah tega hati melihat ibumu begini?
Alangkah tega kau telantarkan aku?
Atau hatimu sudah manja dengan ala gedongan
Dan menikmati sari manis negara yang layu
Sampai kini aku masih bertanya,mengapa kau berubah?

Wajah-wajah sejatinya kita sama
Hanya saja kau diatas dan aku dibawah
Kau menikmati harum parfum
Dan aku menikmati bau tahi yang kau buang
Kau lupa itu
Jika sudah begini sekalian jualkan saja rumah kita
Dan bunuh saja aku
Biar masalah selesai
Paling-paling aku tahu bahwa aku belum merdeka
Heh...Merdeka apa itu merdeka?

Jumat, 20 Agustus 2010

Masa sebelum kedatangan Islam

Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalan Sutera yang menjadikan satu antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi. Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah. Masyarakat ini disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.

[sunting] Masa awal

Negara-negara dengan populasi Muslim mencapai 10% (hijau dengan dominan sunni, merah dengan dominan syi'ah) (Sumber - CIA World Factbook, 2004).
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana.
Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.
Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.

Khalifah Rasyidin

Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.

Masa kekhalifahan selanjutnya

Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani Utsmaniyyah.
Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.
Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.
Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I. Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.


10 Seniman Dapat Penghargaan

24 Juni 2010, 20:24:06
Jakarta - Sepuluh seniman dari sejumlah daerah, Rabu (23/6) di Jakarta, menerima Anugerah Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia. Anugerah Kebudayaan ini diberikan untuk berbagai kategori.
”Bangsa yang berbudaya tinggi adalah bangsa yang menghargai budayawannya,” kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang memberikan penghargaan itu atas nama Pemerintah Republik Indonesia
Pemberian penghargaan ini, kata Jero Wacik, agar para maestro seni tradisi tetap bersungguh-sungguh melaksanakan pewarisan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Tradisi pemberian penghargaan kepada seniman dimulai sejak tahun 2007 dan sampai sekarang sudah 45 seniman yang menerimanya.

Seniman penerima
Penerima Anugerah Kebudayaan sebagai Maestro Seni Tradisi adalah Rd Enny Rukmini Sekarningrat (96), maestro pencak silat empat zaman, asal Bandung. Sebagai dewan pakar pencak silat di Pengurus Besar Ikatan pencak Silat Seluruh Indonesia, namanya sudah sangat dikenal sampai ke tingkat internasional. Ia pemimpin Silat Panglipur.
Penghargaan juga diberikan kepada seniman tari Dayak asal Desa Miau Baru, Kabupaten Kutai Timur, Peda’an (70).
Penghargaan serupa diberikan kepada Muhamad Yazed (85) dari Bengkalis, Riau, yang dikenal sebagai maestro tari zapin, serta kepada Batman (68), warga Suku Laut Sawang dari Bangka Belitung, yang merupakan maestro seni tradisi Campak Dalung.
Anugerah Kebudayaan Kategori Hadiah Seni diberikan kepada Ahmad Tohari (62) dan Ali Hanafi (50). Ahmad Tohari, asal Banyumas, Jawa Tengah, adalah salah seorang sastrawan terkemuka yang sudah meraih berbagai prestasi nasional dan internasional.
Ali Hanafi (50) adalah penari dan koreografer yang sudah malang melintang selama 30 tahun di Maluku Utara. Pemimpin Sanggar Seni Sekar Taruna ini sampai sekarang masih mencipta tari.
Untuk kategori Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya adalah Thimotius Samin (60), pengembang tradisi budaya Kamoro, Papua, khususnya seni ukir patung khas Komoro. Penghargaan juga diberikan kepada I Wayan Widia (62), penggali dan pelestari adat Tenganan, Bali.
Sementara anugerah kebudayaan kategori anak/pelajar/remaja yang berdedikasi terhadap kebudayaan diberikan kepada Wiranata Prahara Ilahi (15), asal Palembang, Sumatera Selatan, yang peduli pada seni teater dan puisi. Anugerah juga diberikan kepada Naqdzyatun Nur Ivana (8) asal Gorontalo, yang telah meraih berbagai prestasi di bidang seni sastra dan mendongeng.