MAHKOTA YANG TERSIKSA
Oleh : Wiranata Prahara Ilahi
“Aku cahaya belau, ulasan air dan sirir, tutupan kepala seruling suci yang berkibar di kala angin datang, yang bersalaman di kala tangan merayu,” syair ini syair kebangsaan aku rambut-rambut yang cantik dan mempesona. Rambut, iya itulah aku!. Akulah yang jadi sukma atas nyawa-nyawa benang, tanpa aku orang-orang kepanasan oleh terik, tanpa aku mukamu kan layu. Aku biasa hidup terurai atau dibuat layaknya blankon jawa khas Indonesia. Aku mahkota anggun yang membalut kepala manusia, mahkota yang membuat yang dimiliki setiap orang, bukan hanya ratu keraton yang memilikiku. Aku hidup diatas banyak orang, aku bernafas diubun-ubun kepalamu. Bangsaku lebih banyak dari bangsamu, bahkan bangsaku bisa kendalikan kamu kapanpun aku mau. Makhluk apa yang dapat menandingi kehebatanku, termasuk kau yang mencoba menggali dalam informasi tentangku. Aku tak pernah terkalahkan!. Aku bukan hanya percantik diri seseorang tapi aku juga pelindung seseorang, mungkin orang itu akan lemah bila tidak ada aku, aku pahlawan yang paling berjasa, aku makhluk yang paling setia menemani kamu hingga cacing tanah menggerogoti tubuhmu.
Tahukah kamu, dari semua kepala manusia yang berasal dari seluruh negara, hanya kepalamu orang Indonesia, yang aku suka. Menurutku kepala orang Indonesia nyaman untuk ditempati karena hampir setiap hari aku meraskan aroma wewangian bunga yang merekah. Disini aku dimanjakan dengan kelembutan tangan orang Indonesia dan disanggul secara tradisional, itu membuat aku damai. Aku disini diperlakukan secara alami, tanpa alat-alat yang dapat merusak kecantikanku. Tidak seperti daerah lain yang menerapkan trend tidak sesuai untuk sehelai rambut. Aku betul-betul cinta tempat ini, tempat diimana aku berdiri.
Tetapi itu tidak berlangsung lama, orang Indonesia yang dulu aku suka karena kesederhanaan dan kealamiannya, berubah seiring derasnya serpaan zaman. Orang Indonesia kini seakan berlomba-lomba untuk merubah trend tradisionalnya menjadi trend yang lebih modern. Begitu juga dengan trend rambut, ternyata orang Indonesia tidak ingin kalah dengan dengan negara lain, mereka berangsur-angsur meninggalkan sanggul alaminya. Padahal, sungguh aku cinta kamu orang Indonesia.
Tak disangka kamu. Kamu berhianat kepadaku dan membuat aku menghilangkan rasa percayaku padamu.Cinta yang kuharapkan mampu membuat kamu setia dan menerima aku apa adanya ternyata berubah menjadi hal yang merugikan bagiku,kau selingkuh dan pergi melupakan jasaku kepadamu. Aku!,ah....aku ini makhluk yang tak berdaya ketika kelembutan tanganmu menyentuh perasaanku.Aku terlena membuatku tak berdaya.
Rambut, iya itulah aku!. Akulah yang menjadi saksi kala hitamku memudar, akulah yang jadi sukma atas nyawa-nyawa benang, tanpa aku orang-orang kepanasan oleh terik, tanpa aku mukamu kan layu. Mengapa sekarang kau begini?.Kau seperti hilang kendali,seperti kerasukan iblis. Kau menyiksa tubuh halusku dengan alat yang kau ciptakan khusus buatku. Kamu berikan aku senyuman manja lalu, seenaknya saja kau meninggalkan aku.
Terkadang aku merenung sendiri di peristirahatanku, di bantal gulingmu. Apa yang akan berlangsung dikemudian hari?. Apa aku layak menjadi pengikut setiamu?. Jujur terkadang hatiku kasihan melihat kamu sendiri tanpa aku disampingmu. Tapi harus kuakui kalau kamu sering tidak memperdulikan aku sebagai kekasihmu yang setia. Bahkan sering aku berpikir kalau kamu itu tidak cinta aku, kelakuanmu yang selalu membuat aku mudah menyerah semakin menyiratkan kalau kamu bukan cinta sejatiku.
Pahamkah engkau jika aku ini permadanimu yang melebihi emas dan berlian?. Manusia tak banyak yang aku ingin darimu hanya perhatian,kepedulian,dan kasih sayangmu,itu saja!. Apakah itu sulit bagimu yang mampu mempertahankan hubungan rumah tanggamu bersama keluargamu.
Manusia, aku tahu betul sikapmu, Aku tahu apa yang kalian pikirkan, aku juga tak menyangkal kalau kalian punya nafsu yang ingin selalu terwujudkan.Bahkan aku lebih tahu ketimbang indukmu,“Model tahunan!”,iya bukan?. Dulu aku tidak mengenal istilah ini tapi, sekarang aku paham karena kini telah menjadi tragedi menyedihkan di dunia, yang mana bangsaku harus harap-harap cemas dan berdoa kepada Tuhan. Inilah hari raya umat rambut dan hari penjagalan dingin terhadap bangsaku, kami yang dulu sehat jasmani dan rohani pada saat itu hancur berjatuhan bahkan hancur tersiksa, dibuang sia-sia.
Hari kematian yang mewabah di seluruh antero dunia membuat jeritan dan tangisan yang luar biasa jutaan bahkan miliaran nyawa si cantik hilang.Hari itu bersejarah bagi umatku, hari pengaduan dari doa rambut-rambut yang merasa dikhianati.
Dunia bergerak cepat,membuat langkah manusia semakin cepat.kabar usang yang kau terima terkadang langsung memberi gairah kepadamu untuk mengubah pesona rambutmu menjadi lebih trendy. Mungkin kau pikir aku akan terlihat lebih bagus dari sebelumnya?.
Dampak kemajuan zaman, membuat orang Indonesia yang sekarang menjadi manusia yang tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya. Hal ini juga memupuk kamu menjadi manusia yang kejam. Temanku sudah banyak yang merasakan kekejamanmu, mereka sakit bahkan mati sia-sia dihadapaanmu. Mungkin kamu tidak mempercayai itu , tetapi aku adalah saksinya.
Aku akan ceritakan semua buktinya supaya kamu percaya. Cerita ini, berkisah tentang pengabdian sehelai rambut terhadap majikannya yaitu umatmu “manusia”. Cerita ini adalah balada kehidupan sahabat-sahabatku yang harus meregang nyawa diatas kursi penjagalan pangkas rambut ternama. Hari penjagalan rambut dan trend warna dunia, Januari 2010.
Majikan sahabatku yaitu manusia duduk di sebuah kursi, yang dinamakan kursi rias, orang itu memegang tubuh sahabatku halus, mengurai-uraikannya dan menciumnya, membuat sahabatku semakin takut. Ketakutan makin menjadi-jadi, ketika ‘hairstylist’ memegang gunting dan menggesek-gesekkannya disayatan ban bekas, guna mempertajam gunting. Mendekat dan semakin mendekat, memegang sahabatku pelan layaknya pembunuh berdarah dingin. Perlahan hairstylist menyisir sahabatku dan kembali mengarahkan guntingnya kearah sahabatku. “AHH!!”, jerit temanku. Dia tidak kena, lolos !!. Dia tarik lagi guntingnya dan kembali kearah temanku, terpotong!! Walau sedikit, tapi sakit!.
Mereka kembali menyiksa temanku, kali ini sebuah alat penggosok siap menggosok tubuhnya hingga lurus tak ikal lagi. Benda itu dicolok ke listrik dan siap digunakan. Perlahan orang itu menggosok-gosokkan benda itu ke tubuh sahabatku pelan-pelan dan semakin panas. Dia digosok dari akar hingga bawah. Bekas luka belum terobati dia kembali disiksa, tapi dia bertahan walau air mata terus mengucur. Dalam hati dia berharap majikannya menghentikan eksploitasi rambut karena dia tak perlu direnovasi, temanku masih perawan, masih cantik.
Belum selesai penderitaannya. Kali ini tubuhnya akan diwarnai dengan pewarna rambut. Kuas dioleskan ketubuhnya semakin lama, semakin rata. Dia merasa kaku dan tubuhnya membeku, tidak lagi ada yang yang hitam sekarang dia yang merah. Buai-dibuai, tarik-ditarik. Tubuhnya dilipat-lipat dengan jepitan rambut, kesan lengket semakin terasa. dia yang normal berubah menjadi dia yang trendy. Apa yang mau dikata inilah zaman, tahun depan trend dengan warna hijau, dia cuma berharap tahun-tahun selanjutnya trend dengan warna hitam.
Setelah diwarnai, temanku kembali ketahap penyiksaan. dia di keramas dengan berbagai merk shampoo. Uraian rambut terurai dicelupkan ke wadah berisi air dibilas dan disikat dengan tangan, mungkin menurutnya ini siksaan termudah karena tidak membuat dia sakit berlebih. Dinikamatinya dan rasanya tenang, semakin tenang dan tenang, dia tidak sadar dia masuk ketahap penyerapan gizi-gizi zat pengawetan berbagai tekstur, ada yang lembut bahkan ada yang keras. Ketika diulaskan dia merasa lemas, temanku bagai tak bernyawa. Obat-obatan itu membuat bau badannya seperti bau hangus kebakaran, suhu tubuhnya panas. Namun sekarang bukan hanya hangus tetapi juga berair keringat karena dia sedang berada dialat pengeringan rambut. Kucuran keringat yang beruap semakin membanjiri tubuhnya, dia bagai dineraka lantai delapan belas, “panas!”. Beberapa jam kemudian, dia dikeluarkan dari alat pengering itu dan penyiksaan berakhir.
Sudah beberapa bulan dia tidak diberi vitamin, tubuhnya memutih, warnanya memudar ternyata roh-roh darah hitamnya mengalami gejala krisis, dia tidak berarti lagi, dia bukan rambut, bahkan dia ingin mengundurkan diri. Selain kadar hitamnya memudar, tubuhnya juga dipenuhi kutu. Kutu-kutu ini kecil nan cerdik ia menggerogoti kulit kepala majikan sahabatku hingga berkoreng, semakin hari semakin banyak. sahabatku sempat mengobrol dengan seekor kutu, ketika majikannya tertidur lelap. Sikutu berkata, “ Rambut mengapa engkau masih betah disini sedangkan banyak teman-temanmu yang melarikan diri atau bunuh diri”. temanku menjawab, “ aku tidak ingin mati sia-sia dan hanya menjadi bahan kerajinan sanggul, aku ingin hidup layak seperti rambut yang lain. Tuhan sudah menakdirkan semuanya, kalau matipun aku tetap terhormat”. Lalu kutu bertanya lagi, “ kamu tahan dengan semua derita ini ?”. temanku kembali menjawab, “ tahan, aku sudah ditakdirkan menjadi makhluk yang paling setia, aku mensyukuri itu”. Lalu temanku bertanya kepada si kutu “ kutu, kenapa kamu hobbi menggerogoti kepala manusia?”. Kutu menjawab, “ini makananku, lagipula manusia tidak pernah memelihara asetnya yaitu kamu mahkota nya, kamu selalu disiksa, kami diciptakan untuk membalas perlakuan manusia yang dzalim terhadap rambutnya.” Si kutu pun pergi. Temanku kembali menunggu ketidak pastian.
Karena melihat temanku yang tidak berwarna lagi atau sudah memutih, majikannya berniat mencabutku dari kepalanya, sekaligus mencabut nyawanya. Dia sedih, kesetiaannya selama ini dibalas dengan kematian. Mungkin ini ajalnya, rambut yang tidak berdaya ditengah himpitan trend warna dari zaman ke zaman. Tidak ada yang bisa dia lakukan lagi ketika pencabut rambut didekatkan kehadapannya, dia berusaha bersembunyi namun gagal!!. Dia tercabut dan perlahan-lahan jatuh ke tanah, dia menjerit “TIDAK!!”, tapi hanya nyawa tinggal setengah tiang.
Jeritannya tidak ada guna lagi karena dia sudah masuk ke kota sampah bau bangkai busuk.Didalam tong sampah hanya luka yang dia rasa tidak ada hal indah yang bisa dia sentuh,tidak ada teman yang baik untuk sehelai rambut. Diapun harus meregang nyawa dan pergi meninggalkan dunia.
Ketahuilah manusia, aku adalah sehelai rambut yang juga memiliki nyawa dan kau harus sadar bahwa kamu tidak bisa hidup sehat seperti sekarang bila tidak ada kami disampingmu. Aku hanya berharap, setelah kamu mendengar ceritaku tadi, kamu bisa menghargai aku sebagai kekasihmu dan bukan budakmu. Biarkan aku hidup dengan normal tanpa aturan trend zaman yang semakin maju. Aku juga rindu dengan kesederhanaan dan kealamian orang Indonesia.
Kembalikan keharmonisan hatimu untuk mencintai setulus hati karena itu menggambarkan Indonesia yang sesungguhnya. Kau juga harus tahu apapun yang pernah kalian lakukan terhadapku, aku tetap cinta kepadamu. Dan jika kau tetap lakukan perbuatanmu ini,tak sadar kau buat aku mati binasa.
karya:Wiranata prahara ilahi
Palembang,14 april 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar